Serangan serangga merupakan bagian dari kegawatan
medis karena lingkungan. Pada dasarnya penatalaksanaan serangga tergantung
jenis binatang itu sendiri. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui
secara langsung binatang yang menggigit atau setidaknya mengetahui ciri
binatang tersebut.
Perlu diketahui bahwa tidak semua
serangga itu beracun. Kendati beracun pun, belum tentu kadar toksinnya dapat
membahayakan manusia. Toksin itu sendiri merupakan alat mempertahankan diri
maupun mencari makan bagi serangga. Disini akan dibahas mengenai
penatalaksanaan gigitan beberapa jenis serangga yang dapat membahayakan
manusia, baik secara umum maupun khusus.
Sengatan
Kalajengking
Kalajengking merupakan binatang yang hidup di tanah
dan memakan artropoda serta kadal kecil. Kalajengking memiliki sepasang
penjepit yang digunakan untuk menggenggam mangsanya. Kemudian melumpuhkan
mangsanya dengan sengatan yang terdapat pada ujung ekor. Sengatan tersebut
menimbulkan rasa nyeri dan panas yang potensial menimbulkan pengracunan yang
mematikan. Kalajengking mencari makan pada malam hari dan menyengat pada siang
hari. Biasanya tinggal dibawah kayu, di batu, atau di dalam tanah. Bila di
dalam gedung, ia ditemukan di sepatu, pakaian, tempat tidur, bak mandi, dan bak
cuci piring. Kalajengking menyengat manusia bila dinganggu.
Penatalaksanaan
-
Sengatan
dari spesies yang tidak mematikan, sebaiknya diberikan es batu, analgetik atau
antihistamin.
-
Umumnya
sengatan hanya menimbulkan nyeri lokal yang dapat ditangani di rumah dan perlu
dibawa ke UGD bila terjadi perkembangan penyakit menjadi gangguan saraf dan
otot atau gangguan saraf kranial.
-
Perlakukan
pasien dengan tenang, berikan tekanan dengan kompres dingin pada sengatan untuk
mengurangi absorbs racun. Berikan infus iv midazolam untuk mengontrol agitasi,
gerakan otot yang tidak beraturan yang disebabkan oleh sengatan kalajengking.
-
Pemantauan
selama pengobatan dapat diberikan sedative atau narkotik jika perlu terutama
pasien yang mengalami gejala-gejala neuromuscular untuk mencegah terjadinya
henti nafas.
-
Hipertensi
dan edema pulmonal dapat dikontrol dengan vifedipin, hidralazin atau prazosin
dan bradiaritmia dapat dikontrol dengan atropin.
Sengatan Semut
Api dan Semut Lain
Sengatan semut api erupakan masalah kesehatan yang
cukup berarti di Amerika. Semut menggigit pada waktu banjir bila terjadi kontak
dengan manusia. Semut merah-cokelat atau semut cokelat-hitam menyengat kulit
manusia dengan kekuatan rahang ketika menyemprotkan racun. Racin alkaloid
berisi piperidines sitotoksik dan hemolitik serta beberapa protein dengan enzim
aktif.
Mula-mula timbul reaksi
kemerahan, bengkak dan rasa terbakar timbul dalam 30 menit, terjadi pustule
steril dalam waktu 24 jam. Pustula menjadi ulkus setelah 48 jam dan sembuh
dalam 10 hari bila tak terjadi infeksi sekunder. Eritema yang cukup luas dan
edema dapat timbul dalam beberapa hari walaupun tak selalu terjadi. Pada kasus
yang berat, dapat terjadi penekanan saraf dan pembulug darah.
Sengatan diberi es batu,
glukokortikoid topikal dan antihistamin oral. Pustula ditutup dengan verban dan
diberi antibiotik bila ada indikasi. Epinefrin dan terapi suportif lainnya
diberikan bila ada reaksi anafilaktik.
Gigitan Kutu
Umumnya kutu
yang menggigit manusia adalah kutu anjing, kutu kucing atau kutu tikus
yang mempunyai sarang dan tinggal pada penjamu (host). Larva kutu memakan butir-butir darah penjamu yang mongering
yang dikeluarkan oleh kutu dewasa pada waktu makan. Kutu manusia menetap pada
tempat tidur atau furniture.
Pada orang yang sensitif akan
timbul eritema (kemerahan), papul, urtika vesikel dan infeksi bakteri pada
tempat gigitan. Pengobatan dilakukan dengan memberikan antihistamin dan
antipruritus. Dan dapat dicegah dengan membersihkan tempat bersarangnya kutu,
tempat tidur dan penjamu dengan menyemprot insektisida seperti pyrethin, DT, atau malathion.
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi V
0 komentar:
Posting Komentar