Definisi
Ovarium
mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan menstruasi. Gangguan
pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan
kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium,
sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium.3 Kista ovarium
merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair
yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Indung telur adalah rongga berbentuk
kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista ini disebabkan oleh
karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi.3
Secara umum kista
ovarium fisiologis ukurannya kurang dari 6 cm, permukaan rata,dan konsistensi
kistik. Keluhan yang dapat terjadi selain adanya massa di daerah pelvik dapat
juga terjadi haid yang tidak teratur.3
Kista ovarium
merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena
keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium,
rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000
populasi).4
Di Amerika
insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada
tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak.
Di Amerika karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian
sebanyak 16.000 orang.4
Faktor
Resiko
Faktor risiko pembentukan kista
ovarium meliputi :
- Pengobatan infertilitas: Pasien dirawat karena infertilitas dengan induksi ovulasi dengan gonadotropin atau agen lainnya, seperti clomiphene citrate atau letrozole, dapat mengembangkan kista sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi ovarium.
- Tamoxifen : Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang biasanya menyelesaikan penghentian pengobatan ini.
- Kehamilan: Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua, ketika kadar hCG puncak.
- Hypothyroidism : Karena kesamaan antara subunit alpha thyroid-stimulating hormone (TSH) dan hCG, hipotiroidisme dapat merangsang ovarium dan kista pertumbuhan.
- Gonadotropin ibu: Efek transplasental gonadotropin ibu dapat menyebabkan perkembangan janin dan neonatal kista ovarium.
- Rokok: Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok, resiko dari merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan indeks massa tubuh menurun (BMI).
- Ligasi tuba: Kista fungsional telah dikaitkan dengan sterilisasi tubal ligation.1,2
Patofisiologi
Fungsi Ovarium yang normal tergantung pada sejumlah hormon
dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi
ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang
abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan
gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium
karena itu terbentuk kista di dalam ovarium dan menyebabkan kemandulan pada
wanita.5,6,7
Kista ovarium dibagi beberapa tipe :
1. Kista Fungsional
Setiap bulan, normalnya ovarium yang fungsional menghasilkan
kista kecil yang disebut follicle de
Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari
2,8 cm melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur tersebut kemudian menjadi
korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2,0 cm dengan kista
di tengah-tengah. Bila tidak ada fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan
mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi
fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual ukurannya akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovarium yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu bersifat jinak.
Kista dapat berupa kista folikular dan luteal, yang seringkali disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat
distimulasi oleh gonadotropin termasuk FSH (follicle
stimulating hormone) dan HCG (human
chorionic gonadotrophin). Kista fungsional yang multiple dapat terbentuk
karena stimulasi gonadotropin atau sensitifitas terhadap gonadotropin yang
berlebihan. Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal
dari follicle de Graff yang tidak
pecah atau folikel sudah pecah dan segera menutup kembali. 6
Kista
fungsional merupakan kista tipe terbanyak dari kista ovarium, dan biasa disebut
kista fisiologik yang berarti tidak patogenik. Kista ini terbentuk dari
jaringan yang berubah pada saat fungsi normal menstruasi. Kista normal ini akan
mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 2-3 siklus
menstruasi. Terdapat 2 macam kista fungsional, yaitu: kista folikuler dan kista
korpus luteum.
a.
Kista
Folikuler
Folikel
sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telur pada saat ovulasi
bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing
Hormon). Pengeluaran hormon diatur oleh kelenjar hipofisis di otak.
Bilamana semuanya berjalan lancar sel telur akan dilepaskan dan mulai
perjalanannya ke saluran telur untuk dibuahi. Kista folikuler terbentuk jika
lonjakan LH tidak terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga
folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur dan bahkan folikel tumbuh terus
hingga menjadi sebuah kista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang
menimbulkan nyeri dan sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus menstruasi.
b.
Kista
Korpus luteum
Bilamana
lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan, rantai peristiwa lain dimulai.
Folikel kemudian beraksi terhadap LH dengan menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk pembuahan. Perubahan
dalam folikel ini disebut sebagai korpus luteum. Tetapi kadang-kadang setelah
sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup dan jaringan-jaringan mengumpul
di dalamnya, menyebabkan korpus luteum membesar dan menjadi kista. Meski kista
ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu, tetapi kista ini
dapat tumbuh hingga 4-9 inci (10 cm) diameternya dan berpotensi untuk berdarah
dengan sendirinya atau mendesak ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau
perut. Jika kista ini berisi darah, kista ini dapat pecah dan menyebabkan
perdarahan intestinal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.
Gambar. Patogenesis Kista Ovarium
Skema diatas menunjukkan pathogenesis kista ovarium
dan kemungkinan jalur yang terlibat. Lonjakan FSH menstimulasi munculnya
folikel baru, dari salah satu folikel dominan yang dipilih saat deviasi. Melalui umpan balik
positif estradiol menstimulasi pulsatilitas GnRH dan LH, yang akan mendukung
pertumbuhan dan perkembangan folikel yang dominan. Saat mencapai ukuran preovulasi,
aktivitas steroigenik folikel mencapai puncak dan memproduksi lonjakan
estradiol preovulasi. Lonjakan ini gagal terjadi pada GnRH dan LH atau lonjakan
GnRH tertunda. Folikel dominan tidak mengalami ovulasi berhubungan dengan
pulsatilitas LH yang terus-menerus, berlanjut sampai tumbuh menjadi kista.
Gangguan axis
hipotalamus-pituitari-gonad dapat disebabkan oleh:
(1)
faktor yang mempengaruhi mekanisme umpan
balik estradiol dan release GnRH/LH pada hipotalamus-pituitari
(2)
dan/atau oleh penyimpangan pertumbuhan
dan perkembangan folikel dengan perubahan pada ekspresi reseptor dan
steroidogenesis
(3)
yang mengarah ke perubahan lonjakan dan
umpan balik estradiol.
Fungsi
hipotalamus-pituitari dan pertumbuhan/perkembangan folikel mungkin juga
dipengaruhi oleh NEB (Negative Energy
Balance) melalui adaptasi metabolik/hormonal. Pada situasi NEB, ekspresi
faktor genetik yang berhubungan dengan kista folikuler dapat mempengaruhi
pertumbuhan folikel dan fungsi hipotalamus-pituitari. 7
Gambar. Pembentukan Kista
Skema diatas menunjukkan kadar insulin dan/atau
IGF-1 yang rendah dapat menyebabkan pembentukan kista. Kadar insulin/IGF-1 yang
rendah menstimulasi proliferasi sel folikel dan produksi estradiol-17.
Penurunan umpan balik estradiol-17 bersama dengan kadar insulin/IGF-1 yang
rendah menyebabkan penurunan pelepasan gonadotropin. Pertumbuhan folikel
dominan menjadi lambat dan perubahan pertumbuhan folikel serta produksi
estradiol-17 mengganggu axis hipotalamus-pituitari. Hasil akhirnya berupa
penyimpangan lonjakan LH daN berkembangnya kistik folikel.
2. Kista Dermoid
Kista
ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misalnya rambut, kuku, kulit, gigi dan
lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masa kecil, bahkan mungkin sudah dibawa
dalam kandungan ibunya. Kista ini biasanya sering tidak membawa gejala, tetapi
dapat bertambah besar dan menimbulkan nyeri.8
3. Kista Endometriosis
Kista
yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput
dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang
menjadi kista. Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak
karakteristik yang difus, echo yang rendah sehingga memberikan kesan yang
padat.6
4. Kista Adenoma
Kista
yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya
bersifat jinak. Kista adenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ
perut lainnya.5
5. Polikistik Ovarium
Ovarium
berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang menyebabkan
ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom polikistik ovarium
yang disebabkan oleh gangguan hormonal. Terutama hormon androgen yang
berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar
yang tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi, sehingga menimbulkan
masalah fertilitas.7,8
Manifestasi Klinis
Sebagian besar
kista ovarium kecil dan tidak menimbulkan gejala sampai waktu tertentu karena
perjalanan penyakit ini terjadi secara tersembunyi. Gejala umum kista ovarium
sangat bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal dapat berupa gangguan
menstruasi yaitu rasa sakit yang sangat berat saat periode menstruasi ataupun
siklus menstruasi yang mulai tidak teratur. Jika kista telah menekan rektum
atau kandung kemih, akan ada gejala seperti rasa sakit saat buang air besar
(konstipasi) dan sering berkemih. Dapat terjadi peregangan atau penekanan
daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan pada pelvis/abdomen bagian bawah
pada satu sisi yang menjalar ke belakang. Nyeri akan bertambah saat melakukan
hubungan seksual.1
Bila kista
berkembang menjadi besar dan terpelintir atau pecah, maka akan menimbulkan rasa
sakit terutama pada abdomen dan terjadi pendarahan internal yang serius yang
dapat ditandai dengan syok atau pendarahan vagina yang berat. Kista berkembang
menyebabkan perut terasa penuh, terasa berat, dan kembung. Pada stadium lanjut,
gejala yang terjadi berhubungan dengan asites (penimbunan cairan dalam rongga
perut), penyebaran ke omentum (lemak perut), dan organ-organ dalam rongga
abdomen lainnya seperti usus dan hati. Terdapat pula rasa mual, muntah, dan
gangguan nafsu makan. Penumpukan cairan juga bisa terjadi di rongga dada akibat
penyebaran penyakit ke rongga dada sehingga menimbulkan rasa sesak. Peningkatan
rambut-rambut di tubuh (hirsutism) merupakan gejala dari polikistik ovarium.1,2
Diagnosis
Diagnosis
tentang adanya kista di ovarium umumnya ditemukan setelah melakukan pemeriksaan
fisik (pemeriksaan ginekologis) serta pemeriksaan ultrasonografi. Temuan mengenai adanya kista ovarium baik kista fisiologis maupun patologis
kadangkala merupakan temuan yang tidak disengaja ketika melakukan pemeriksaan
ginekologis atau pemeriksaan ultrasonografi. Adanya kista di ovarium baik yang bersifat fisiologis maupun
patologis pada umumnya tidak disadari oleh seorang wanita, kecuali kista tersebut
membesar, menekan organ lain atau melintir (torsi), sehingga menimbulkan
berbagai keluhan.
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan luar: dengan melihat, meraba, mengetuk juga
mendengar apakah ada benjolan, nyeri dan ketidaknormalan disekitar organ
reproduksi wanita.
Pemeriksaan dalam: pasien diposisikan dalam posisi litotomi. Jari
dimasukkan ke dalam vagina. Bila
terdapat tumor, dapat teraba benjolan atau masa dari dalam.
Bila ukuran kista cukup besar (15 cm), benjolan dapat teraba
dari luar maupun dari dalam. Untuk itu, harus dipastikan apakah benjolan
tersebut merupakan kista atau bukan.3,4
b. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan untuk menegakkan diagnosis kista ovarium adalah pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Pemeriksaan ultrasonografi dapat melihat pencitraan adanya kista pada ovarium. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan
batas tumor apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing,
apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan dalam
rongga perut yang bebas dan yang tidak. Citra
kista hasil USG dapat berupa:
- Kista
sederhana (simple cyst): hanya
berisi cairan tanpa masa yang solid, umumnya merupakan kista yang jinak
seperti kista fisiologis (kista folikel dan kista luteal).
- Kista
kompleks (compount cyst): kista
berisi campuran cairan dan masa solid, perlu observasi lebih lanjut akan
kemungkinan menghilang atau tidak.
- Kista
solid (solid cyst): kista berisi
masa solid tanpa cairan, perlu dievaluasi apakah merupakan tumor ganas
atau tumor jinak.7
Diagnosis
Banding
Diagnosis pasti tidak dapat dilihat
dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit dengan gejala yang sama pada
kista ovarium, adalah :
-
Penyakit diverticula
-
Endometriosis
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat.
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat.
-
Apendisitis
akut
-
IBD
(Inflammatory Bowel Disease)
-
Kehamilan Ektopik
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba, dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada pembuahan intrauterine.
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba, dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada pembuahan intrauterine.
-
Kanker Ovarium
Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan ireguler.
Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan ireguler.
-
Abses
Ovarium.5
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pada kista ovarium bergantung
pada tingkat keganasannya, dimana hal tersebut
dibedakan menjadi kista non-neoplastik
dan kista neoplastik. Pada pasien
dengan kista nonneoplastik biasanya
tidak dilakukan operasi sedangkan pada kista neoplastik dilakukan tindakan operasi. Namun hal tersebut harus
dipastikan terlebih dahulu melalui proses observasi dan pemeriksaan lebih
lanjut.4,5
Pada pasien yang memiliki kista dengan ukuran kurang dari 5 cm dan tidak menimbulkan
keluhan, sebaiknya dilakukan observasi selama 2 sampai 3 bulan karena biasanya
kista tersebut tergolong kista non-neoplastik.
Sebagian besar kista non-neoplastik akan
mengalami pengecilan secara spontan dan
pada akhirnya akan menghilang, sehingga setelah pemeriksaan pada
beberapa minggu setelahnya seringkali kista telah hilang dan ukuran ovarium
kembali normal. Apabila selama proses observasi ditemukan bahwa ukuran kista
terus bertambah maka kemungkinan kista tersebut termasuk kelompok kista neoplastik dan tindakan operasi
merupakan salah satu pilihan dalam penatalaksanaannya.6
Pada kista neoplastik
tindakan operasi dilakukan sesuai dengan tingkat keganasan, ukuran, dan komplikasi
dari kista itu sendiri. Pada kista neoplastik
dengan ukuran kecil dan tidak ganas, tindakan operasi yang dilakukan adalah
reseksi ovarium yang mengandung kista. Sedangkan pada kista yang bersifat
ganas, berukuran besar dan menimbulkan komplikasi harus dilakukan pengangkatan
ovarium yang disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi).8,9
Komplikasi
Kista ovarium yang besar bisa
mengakibatkan ketidaknyamanan pada ovarium. Jika kista yang besar menekan
kandung kemih akan mangakibatkan seseorang menjadi sering berkemih karena
kapasitas kandung kemih menjadi berkurang. Beberapa wanita dengan kista ovarium
tidak menimbulkan keluhan, tapi dokterlah yang menemukan pada pemeriksaan
pelvis. Masa kista ovarium yang berkembang setelah menopause mungkin akan
menjadi suatu keganasan (kanker). 9
Beberapa komplikasi dari kista
ovarium antara lain:
a. Torsio Kista
Ovarium.
Komplikasi kista ovarium bisa berat. Komplikasi paling
sering dan paling berbahaya adalah torsio dari kista ovarium yang merupakan kegawatdaruratan
medis yang menyebabkan tuba falopi berotasi, situasi ini bisa menyebabkan
nekrosis. Kondisi ini sering menyebabkan infertilitas. Manifestasi dari torsio
kista ovarium adalah nyeri perut unilateral yang biasanya menyebar turun ke
kaki. Pada kondisi ini pasien harus segera di bawa ke rumah sakit. Jika
pembedahan selesai pada 6 jam pertama setelah onset krisis, intervensi pada
kista torsio bisa dilakukan. Ovarian cyst torision is manifested by
atrocious stomach pain, unilateral, that usually radiates. Jika torsio
lebih dari 6 jam dan tuba falopi sudah nekrosis, pasien akan kehilangan tuba
falopinya.10
Gambar. Torsio
Kista Ovarium
b. Perdarahan
dan ruptur kista.
Komplikasi lain adalah perdarahan atau rupturnya kista
yang ditandai dengan ascites dan sering sulit untuk dibedakan dari kehamilan
ektopik. Situasi ini juga perlu pembedahan darurat. Gejala dominan dari
komplikasi ini adalah nyeri kuat yang berlokasi di salah satu sisi dari abdomen
(pada ovarium yang mengandung kista). Ruptur kista ovarium juga mengakibatkan
anemia. Ruptur kista ovarium sulit dikenali karena pada beberapa kasus tidak
ditemukan gejala. Tanda pertama yang bisa terjadi adalah terasa nyeri di
abdomen bagian bawah, mual, muntah dan demam.10
c. Infeksi.
Infeksi bisa mengikuti komplikasi dari kista ovarium.
Kista ovarium yang tidak terdeteksi dan susah untuk didiagnosis bisa
mengakibatkan kematian akibat septikemia. Gejala infeksi pertama adalah demam,
malaise, menggigil dan nyeri pelvis.10
Prognosis
Prognosis untuk
kista yang jinak baik. Walaupun penanganan dan pengobatan kista ovarium telah
dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang
ini belum sangat menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat
kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka kelangsungan hidup 5 tahun penderita
kista ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian
penderita 60-70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini
disebut dengan silent killer.
Prognosis dari kista ovarium juga tergantung dari beberapa hal: stadium, jenis
histologis, derajat diferensiasi kista, residu kista, umur penderita, ukuran
kista dan free disease interval.
Kista yang timbul pada wanita usia reproduktif umumnya baik dan tidak
menimbulkan dampak. Kista yang timbul pada wanita menopause tidak boleh
diabaikan karena merupakan gejala dari adanya tumor patologis maupun ganas.
Dari tipe kista: kalau kista jinak umumnya tidak berbahaya namun, sebagian
kecil berpotensi untuk menjadi ganas. Sedangkan , kista ganas berbahaya, bila
kista ganas terdeteksi pada stadium lanjut maka survival rate akan semakin kecil.7,8
DAFTAR PUSTAKA
1. The
Patient Education Institute. X-Plain
Ovarian Cysts. America. The Patient Education Institute. 2011. Hal 3
2. Schwabe,
Willmar. Ovarian Cyst. India.
Lilavati Hospital and Research Centre. 2002. Hal.2
3. Purcell
K, Wheeler JE. Benign disorders of the
ovaries & oviducts. In: Current Obstetric & Gynecologic diagnosis
& treatment. Decherney AH, Nathan L editors. Ninth edition. Lange Medical
Books. New York, 2003.p: 708-15
4. Sanfilippo
JS, Rock JA. Surgery of benign disease of
the ovary. In: Te Linde’s Operative Gynecology, Rock JA, Thompson JD
editors. Lippincott-Raven Publishers, Philadelphia, 1997. P 625-44
5. Helm William C, MZ MBBCh, FRCS(Edin), FRCS. Ovarian Cysts. 2012. [online]. Juli
2013. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a0104
6.Ovarian Cysts.
[online]. Juli 2013. Diunduh dari: http://www1.cgmh.org.tw/intr/intr5/c6700/obgyn/f/web/Ovarian%20tumor/index.htm
7. Vanholder
Tom, Opsomer Geert, Kruif Aart De. Aetiology
and Pathogenesis of Cystic Ovarian Follicles in Dairy Cattle: A Riview.
Reprod. Nutr. Dev. 46 (2006) 105–119.
9. Umesh
N. Jindal, Sharmishtha Patra. Ovarian
Cyst. 2013. Available at
http://www.whereincity.com/medical/topic/women-health/diseases/ovarian-cysts-232.htm.
Cited by 11 juli 2013.
10. Andrei
Riciuon. Ovarian Cyst: Cause, Treatment
and complication. Avalable at http://www.doctortipster.com/2612-ovarian-cyst-causes-treatment-and-complications.html.
Cited by 11 juli 2013
Thanks to : amik, suardana, eka,
pritha, intan, Chandra, virna, bayu, sintha, herdita (SGD A.7_ ACROMION_FK
UNUD) ^^
0 komentar:
Posting Komentar